1.
Aspek Gizi
Manfaat Kolostrum
·
Kolostrum
mengandung zat kekebalan terutama IgA untuk melindungi bayi dari berbagai
penyakit infeksi terutama diare.
·
Jumlah
kolostrum yang diproduksi bervariasi tergantung dari hisapan bayi pada
hari-hari pertama kelahiran. Walaupun sedikit namun cukup untuk memenuhi
kebutuhan gizi bayi. Oleh karena itu kolostrum harus diberikan pada bayi.
·
Kolostrum
mengandung protein,vitamin A yang tinggi dan mengandung karbohidrat dan lemak
rendah, sehingga sesuai dengan kebutuhan gizi bayi pada hari-hari pertama
kelahiran.
·
Membantu
mengeluarkan mekonium yaitu kotoran bayi yang pertama berwarna hitam kehijauan.
Komposisi ASI
·
ASI
mudah dicerna, karena selain mengandung zat gizi yang sesuai, juga mengandung
enzim-enzim untuk mencernakan zat-zat gizi yang terdapat dalam ASI tersebut.
·
ASI
mengandung zat-zat gizi berkualitas tinggi yang berguna untuk pertumbuhan dan
perkembangan kecerdasan bayi/anak.
·
Selain
mengandung protein yang tinggi, ASI memiliki perbandingan antara Whei dan
Casein yang sesuai untuk bayi. Rasio Whei dengan Casein merupakan salah satu
keunggulan ASI dibandingkan dengan susu sapi. ASI mengandung whey lebih banyak
yaitu 65:35. Komposisi ini menyebabkan protein ASI lebih mudah diserap.
Sedangkan pada susu sapi mempunyai perbandingan Whey :Casein adalah 20 : 80,
sehingga tidak mudah diserap.
·
ASI mengandung air sebanyak 87.5%, oleh karena itu
bayi yang mendapat cukup ASI tidak perlu lagi mendapat tambahan air walaupun
berada di tempat yang mempunyai suhu udara panas. Kekentalan ASI sesuai dengan
saluran cerna bayi, sedangkan susu formula lebih kental dibandingkan ASI. Hal
tersebut yang dapat menyebabkan terjadinya diare pada bayi yang mendapat susu
formula.
Protein dalam ASI
·
Kandungan protein ASI cukup
tinggi dan komposisinya berbeda dengan protein yang terdapat dalam susu sapi.
Protein dalam ASI dan susu sapi terdiri dari protein whey dan Casein. Protein
dalam ASI lebih banyak terdiri dari protein whey yang lebih mudah diserap oleh
usus bayi, sedangkan susu sapi lebih banyak mengandung protein Casein yang
lebih sulit dicerna oleh usus bayi. Jumlah protein Casein yang terdapat dalam
ASI hanya 30% dibanding susu sapi yang mengandung protein ini dalam jumlah
tinggi (80%). Disamping itu, beta laktoglobulin yaitu fraksi dari protein whey
yang banyak terdapat di protein susu sapi tidak terdapat dalam ASI. Beta
laktoglobulin ini merupakan jenis protein yang potensial menyebabkan
alergi.
·
Kualitas protein ASI juga lebih
baik dibanding susu sapi yang terlihat dari profil asam amino (unit yang
membentuk protein). ASI mempunyai jenis asam amino yang lebih lengkap
dibandingkan susu sapi. Salah satu contohnya adalah asam amino taurin; asam
amino ini hanya ditemukan dalam jumlah sedikit di dalam susu sapi. Taurin
diperkirakan mempunyai peran pada perkembangan otak karena asam amino ini
ditemukan dalam jumlah cukup tinggi pada jaringan otak yang sedang berkembang.
Taurin ini sangat dibutuhkan oleh bayi prematur, karena kemampuan bayi prematur
untuk membentuk protein ini sangat rendah.
·
ASI juga kaya akan nukleotida
(kelompok berbagai jenis senyawa organik yang tersusun dari 3 jenis yaitu basa
nitrogen, karbohidrat, dan fosfat) dibanding dengan susu sapi yang mempunyai
zat gizi ini dalam jumlah sedikit. Disamping itu kualitas nukleotida ASI juga
lebih baik dibanding susu sapi. Nukleotida ini mempunyai peran dalam
meningkatkan pertumbuhan dan kematangan usus, merangsang pertumbuhan bakteri
baik dalam usus dan meningkatkan penyerapan besi dan daya tahan tubuh.
Lemak dalam ASI
·
Kadar lemak dalam ASI lebih
tinggi dibanding dengan susu sapi dan susu formula. Kadar lemak yang tinggi ini
dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan otak yang cepat selama masa bayi.
Terdapat beberapa perbedaan antara profil lemak yang ditemukan dalam ASI dan
susu sapi atau susu formula. Lemak omega 3 dan omega 6 yang berperan pada
perkembangan otak bayi banyak ditemukan dalam ASI. Disamping itu ASI juga
mengandung banyak asam lemak rantai panjang diantaranya asam dokosaheksanoik (DHA)
dan asam arakidonat (ARA) yang berperan terhadap perkembangan jaringan saraf
dan retina mata.
·
Susu sapi tidak mengadung kedua
komponen ini, oleh karena itu hampir terhadap semua susu formula ditambahkan
DHA dan ARA ini. Tetapi perlu diingat bahwa sumber DHA & ARA yang
ditambahkan ke dalam susu formula tentunya tidak sebaik yang terdapat dalam
ASI. Jumlah lemak total di dalam kolostrum lebih sedikit dibandingkan ASI
matang, tetapi mempunyai persentasi asam lemak rantai panjang yang tinggi.
·
ASI mengandung asam lemak jenuh
dan tak jenuh yang seimbang dibanding susu sapi yang lebih banyak mengandung
asam lemak jenuh. Seperti kita ketahui konsumsi asam lemah jenuh dalam jumlah
banyak dan lama tidak baik untuk kesehatan jantung dan pembuluh darah.
Karbohidrat dalam ASI
Laktosa
adalah karbohidrat utama dalam ASI dan berfungsi sebagai salah satu sumber
energi untuk otak. Kadar laktosa yang terdapat dalam ASI hampir 2 kali lipat
dibanding laktosa yang ditemukan pada susu sapi atau susu formula. Namun
demikian angka kejadian diare yang disebabkan karena tidak dapat mencerna
laktosa (intoleransi laktosa) jarang ditemukan pada bayi yang mendapat ASI. Hal
ini disebabkan karena penyerapan laktosa ASI lebih baik dibanding laktosa susu
sapi atau susu formula. Kadar karbohidrat dalam kolostrum tidak terlalu tinggi,
tetapi jumlahnya meningkat terutama laktosa pada ASI transisi (7-14 hari
setelah melahirkan). Sesudah melewati masa ini maka kadar karbohidrat ASI
relatif stabil.
Karnitin
Karnitin
ini mempunyai peran membantu proses pembentukan energi yang diperlukan untuk
mempertahankan metabolisme tubuh. ASI mengandung kadar karnitin yang tinggi
terutama pada 3 minggu pertama menyusui, bahkan di dalam kolostrum kadar
karnitin ini lebih tinggi lagi. Konsentrasi karnitin bayi yang mendapat ASI
lebih tinggi dibandingkan bayi yang mendapat susu formula.
Komposisi Taurin, DHA dan AA pada ASI
·
Taurin adalah sejenis asam amino kedua yang terbanyak dalam ASI
yang berfungsi sebagai neuro-transmitter dan berperan penting untuk proses
maturasi sel otak. Percobaan pada binatang menunjukkan bahwa defisiensi taurin
akan berakibat terjadinya gangguan pada retina mata.
·
Decosahexanoic Acid
(DHA) dan Arachidonic
Acid (AA) adalah asam lemak tak
jenuh rantai panjang (polyunsaturated fatty acids) yang diperlukan untuk
pembentukan sel-sel otak yang optimal. Jumlah DHA dan AA dalam ASI sangat mencukupi untuk menjamin pertumbuhan
dan kecerdasan anak. Disamping itu DHA dan AA dalam tubuh dapat
dibentuk/disintesa dari substansi pembentuknya (precursor) yaitu masing-masing
dari Omega 3 (asam linolenat) dan Omega 6 (asam linoleat).
Vitamin dan Mineral dalam ASI
a.
Vitamin K
Vitamin
K dibutuhkan sebagai salah satu zat gizi yang berfungsi sebagai faktor
pembekuan. Kadar vitamin K ASI hanya seperempatnya kadar dalam susu formula.
Bayi yang hanya mendapat ASI berisiko untuk terjadi perdarahan, walapun angka
kejadian perdarahan ini kecil. Oleh karena itu pada bayi baru lahir perlu
diberikan vitamin K yang umumnya dalam bentuk suntikan.
b.
Vitamin D
Seperti
halnya vitamin K, ASI hanya mengandung sedikit vitamin D. Hal ini tidak perlu
dikuatirkan karena dengan menjemur bayi pada pagi hari maka bayi akan mendapat
tambahan vitamin D yang berasal dari sinar matahari. Sehingga pemberian ASI
eksklusif ditambah dengan membiarkan bayi terpapar pada sinar matahari pagi
akan mencegah bayi menderita penyakit tulang karena kekurangan vitamin D.
c.
Vitamin E
Salah
satu fungsi penting vitamin E adalah untuk ketahanan dinding sel darah merah.
Kekurangan vitamin E dapat menyebabkan terjadinya kekurangan darah (anemia
hemolitik). Keuntungan ASI adalah kandungan vitamin E nya tinggi terutama pada
kolostrum dan ASI transisi awal.
d.
Vitamin A
Selain
berfungsi untuk kesehatan mata, vitamin A juga berfungsi untuk mendukung
pembelahan sel, kekebalan tubuh, dan pertumbuhan. ASI mengandung dalam jumlah
tinggi tidak saja vitamin A dan tetapi juga bahan bakunya yaitu beta karoten.
Hal ini salah satu yang menerangkan mengapa bayi yang mendapat ASI mempunyai
tumbuh kembang dan daya tahan tubuh yang baik.
e.
Vitamin Larut Air
Hampir
semua vitamin yang larut dalam air seperti vitamin B, asam folat, vitamin C
terdapat dalam ASI. Makanan yang dikonsumsi ibu berpengaruh terhadap kadar
vitamin ini dalam ASI. Kadar vitamin B1 dan B2 cukup tinggi dalam ASI tetapi
kadar vitamin B6, B12 dan asam folat mungkin rendah pada ibu dengan gizi
kurang. Karena vitamin B6 dibutuhkan pada tahap awal perkembangan sistim syaraf
maka pada ibu yang menyusui perlu ditambahkan vitamin ini. Sedangkan untuk
vitamin B12 cukup di dapat dari makanan sehari-hari, kecuali ibu menyusui yang
vegetarian.
f. Mineral
Tidak seperti vitamin, kadar mineral dalam ASI tidak begitu dipengaruhi oleh makanan yang dikonsumsi ibu dan tidak pula dipengaruhi oleh status gizi ibu. Mineral di dalam ASI mempunyai kualitas yang lebih baik dan lebih mudah diserap dibandingkan dengan mineral yang terdapat di dalam susu sapi.
Tidak seperti vitamin, kadar mineral dalam ASI tidak begitu dipengaruhi oleh makanan yang dikonsumsi ibu dan tidak pula dipengaruhi oleh status gizi ibu. Mineral di dalam ASI mempunyai kualitas yang lebih baik dan lebih mudah diserap dibandingkan dengan mineral yang terdapat di dalam susu sapi.
Mineral utama yang terdapat di
dalam ASI adalah kalsium yang mempunyai fungsi untuk pertumbuhan jaringan otot
dan rangka, transmisi jaringan saraf dan pembekuan darah. Walaupun kadar
kalsium ASI lebih rendah dari susu sapi, tapi tingkat penyerapannya lebih
besar. Penyerapan kalsium ini dipengaruhi oleh kadar fosfor, magnesium, vitamin
D dan lemak. Perbedaan kadar mineral dan jenis lemak diatas yang menyebabkan
perbedaan tingkat penyerapan. Kekurangan kadar kalsium darah dan kejang otot
lebih banyak ditemukan pada bayi yang mendapat susu formula dibandingkan bayi
yang mendapat ASI.
Kandungan zat besi baik di dalam
ASI maupun susu formula keduanya rendah serta bervariasi. Namun bayi yang
mendapat ASI mempunyai risiko yang lebih kecil utnuk mengalami kekurangan zat
besi dibanding dengan bayi yang mendapat susu formula. Hal ini disebabkan
karena zat besi yang berasal dari ASI lebih mudah diserap, yaitu 20-50%
dibandingkan hanya 4 -7% pada susu formula. Keadaan ini tidak perlu dikuatirkan
karena dengan pemberian makanan padat yang mengandung zat besi mulai usia 6
bulan masalah kekurangan zat besi ini dapat diatasi.
Mineral zinc dibutuhkan oleh
tubuh karena merupakan mineral yang banyak membantu berbagai proses metabolisme
di dalam tubuh. Salah satu penyakit yang disebabkan oleh kekurangan mineral ini
adalah acrodermatitis enterophatica dengan gejala kemerahan di kulit, diare
kronis, gelisah dan gagal tumbuh. Kadar zincASI menurun cepat dalam waktu 3
bulan menyusui. Seperti halnya zat besi kandungan mineral zink ASI juga lebih
rendah dari susu formula, tetapi tingkat penyerapan lebih baik. Penyerapan zinc
terdapat di dalam ASI, susu sapi dan susu formula berturut-turut 60%, 43-50%
dan 27-32%. Mineral yang juga tinggi kadarnya dalam ASI dibandingkan susu
formula adalah selenium, yang sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan cepat.
2.
Aspek Nilai Nutrisi
Keunggulan
dan keistimewaan Air Susu Ibu (ASI) sebagai nutrisi untuk bayi sudah tidak
diragukan lagi. Masyarakat luas khususnya kaum ibu telah paham benar kegunaan
dan manfaat ASI, berbagai tulisan yang membahas masalah ASI telah banyak
dipublikasi. Dalam makalah ini akan dibahas nilai nutrisi yang terkandung dalam
ASI dan keunggulannya dibanding nutrisi lain untuk bayi, dengan demikian
diharapkan para ibu akan lebih percaya diri dalam memberikan ASI kepada
bayinya.
Seperti
halnya nutrisi pada umumnya, ASI mengandung komponen makro dan mikro nutrien.
Yang termasuk makronutrien adalah karbohidrat, protein dan lemak sedangkan
mikronutrien adalah vitamin & mineral. Air susu ibu hampir 90%nya terdiri
dari air. Volume dan komposisi nutrien ASI berbeda untuk setiap ibu bergantung
dari kebutuhan bayi. Perbedaan volume dan komposisi di atas juga terlihat pada
masa menyusui (kolostrum, ASI transisi, ASI matang dan ASI pada saat
penyapihan). Kandungan zat gizi ASI awal dan akhir pada setiap ibu yang
menyusui juga berbeda. Kolostrum yang diproduksi antara hari 1-5 menyusui kaya
akan zat gizi terutama protein.
ASI
transisi mengandung banyak lemak dan gula susu (laktosa). ASI yang berasal dari
ibu yang melahirkan bayi kurang bulan (prematur) mengandung tinggi lemak dan
protein, serta rendah laktosa dibanding ASI yang berasal dari ibu yang
melahirkan bayi cukup bulan. Pada saat penyapihan kadar lemak dan protein
meningkat seiring bertambah banyaknya kelenjar payudara. Walapun kadar protein,
laktosa, dan nutrien yang larut dalam air sama pada setiap kali periode
menyusui, tetapi kadar lemak meningkat.
Jumlah
total produksi ASI dan asupan ke bayi bervariasi untuk setiap waktu menyusui
dengan jumlah berkisar antara 450 -1200 ml dengan rerata antara 750-850 ml per
hari. Banyaknya ASI yang berasal dari ibu yang mempunyai status gizi buruk
dapat menurun sampai jumlah hanya 100-200 ml per hari.
·
ASI
mengandung zat anti infeksi, bersih dan bebas kontaminasi.
·
Immunoglobulin
A (Ig.A) dalam kolostrum atau ASI kadarnya cukup tinggi. Sekretori Ig.A tidak
diserap tetapi dapat melumpuhkan bakteri patogen E. coli dan berbagai virus
pada saluran pencernaan.
·
Laktoferin
yaitu sejenis protein yang merupakan komponen zat kekebalan yang mengikat zat besi di saluran pencernaan.
·
Lysosim,
enzym yang melindungi bayi terhadap bakteri (E. coli dan salmonella) dan virus.
Jumlah lysosim dalam ASI 300 kali lebih banyak daripada susu sapi.
·
Sel
darah putih pada ASI pada 2 minggu pertama lebih dari 4000 sel per mil. Terdiri
dari 3 macam yaitu: Brochus-Asociated Lympocyte Tissue (BALT) antibodi
pernafasan, Gut Asociated Lympocyte Tissue (GALT) antibodi saluran pernafasan, dan Mammary Asociated
Lympocyte Tissue (MALT) antibodi jaringan payudara ibu.
·
Faktor
bifidus, sejenis karbohidrat yang mengandung nitrogen, menunjang pertumbuhan
bakteri lactobacillus bifidus. Bakteri ini menjaga keasaman flora usus bayi dan
berguna untuk menghambat pertumbuhan bakteri yang merugikan.
4.
Aspek Psikologis
·
Rasa
percaya diri ibu untuk menyusui : bahwa ibu mampu menyusui dengan produksi ASI
yang mencukupi untuk bayi. Menyusui dipengaruhi oleh emosi ibu dan kasih saying
terhadap bayi akan meningkatkan produksi hormon terutama oksitosin yang pada
akhirnya akan meningkatkan produksi ASI.
·
Interaksi
Ibu dan Bayi: Pertumbuhan dan perkembangan psikologik bayi tergantung pada
kesatuan ibu-bayi tersebut.
·
Pengaruh
kontak langsung ibu-bayi : ikatan kasih sayang ibu-bayi terjadi karena berbagai
rangsangan seperti sentuhan kulit (skin to skin contact). Bayi akan merasa aman
dan puas karena bayi merasakan kehangatan tubuh ibu dan mendengar denyut
jantung ibu yang sudah dikenal sejak bayi masih dalam rahim.
5.
Aspek Kecerdasan
·
Interaksi
ibu-bayi dan kandungan nilai gizi ASI sangat dibutuhkan untuk perkembangan
system syaraf otak yang dapat meningkatkan kecerdasan bayi.
·
Penelitian
menunjukkan bahwa IQ pada bayi yang diberi ASI memiliki IQ point 4.3 point
lebih tinggi pada usia 18 bulan, 4-6 point lebih tinggi pada usia 3 tahun, dan
8.3 point lebih tinggi pada usia 8.5 tahun, dibandingkan dengan bayi yang tidak
diberi ASI.
6.
Aspek Neurologis
Dengan menghisap payudara, koordinasi
syaraf menelan, menghisap dan bernafas yang terjadi pada bayi baru lahir dapat
lebih sempurna.
7.
Aspek Perkembangan
Keterampilan Makan
Bayi
mengalami pengalaman pertama tentang rasa makanan sejak masih dalam kandungan.
Rasa cairan ketuban berubah-ubah bergantung jenis makanan yang dikonsumsi oleh
ibu. Rasa dari makanan yang dikonsumsi oleh ibu selama kehamilan di salurkan ke
cairan ketuban yang tidak hanya dirasakan oleh janin tetapi juga meningkatkan
penerimaan dan kenikmatan bayi pada saat masa penyapihan ASI. Kemampuan bayi
untuk mengetahui dan menerima rasa dan selera berkembang setelah lahir. Oleh
karena itu pengalaman pertama terhadap rasa dan selera mempunyai dampak
terhadap penerimaan rasa dan selera pada masa bayi dan anak. Telah diketahui
sejak lama bahwa bayi yang terpapar dengan rasa dalam ASI akan meningkatkan
penerimaan rasa tersebut sehingga mempercepat keberhasilan penyapihan. Beberapa
bayi yang mendapat ASI lebih dapat menerima sayur-sayuran pada pemberian
pertama dibandingkan dengan bayi yang mendapat susu formula. Anak yang
diberikan ASI paling sedikit 6 bulan juga lebih jarang mengalami kesulitan
makan (picky eaters), sepanjang cara pemberian ASI-nya benar.
8.
Aspek Ekonomis
Dengan menyusui secara eksklusif,
ibu tidak perlu mengeluarkan biaya untuk makanan bayi sampai bayi berumur 4
bulan. Dengan demikian akan menghemat pengeluaran rumah tangga untuk membeli
susu formula dan peralatannya.
9.
Aspek Penundaan
Kehamilan
Dengan menyusui secara eksklusif
dapat menunda haid dan kehamilan, sehingga dapat digunakan sebagai alat
kontrasepsi alamiah yang secara umum dikenal sebagai Metode Amenorea Laktasi
(MAL).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar